Saat ini memiliki investasi saham sudah cukup marak dilakukan oleh banyak orang termasuk anak muda. Tentu saja untuk melakukannya tidak bisa asal dan sembarangan tanpa memahami ilmunya. Salah satu yang perlu diketahui jika hendak terjun ke dunia saham adalah indikator analisis teknikal saham.
Indikator dan analisis teknikal ini berguna untuk memprediksi pergerakan harga saham dan membantu Anda dalam mengenal tren harga serta menemukan sinyal beli/jual pada saham-saham yang diperdagangkan di bursa.
9 Indikator Analisis Teknikal Saham yang Sering Digunakan
Terdapat bermacam-macam indikator analisa teknikal saham yang bisa digunakan, dan berikut ini adalah 9 diantaranya.
1. Support dan Resistance
Konsep support dan juga resistance di dalam dunia saham merujuk pada tingkat harga tertentu. Support adalah tingkat harga tertentu yang dianggap sebagai titik terendah dalam periode waktu tertentu. Fungsi dari support sendiri adalah menjaga agar harga tidak jatuh melebihi harga terendah.
Berkebalikan dengan support, resistance merupakan istilah yang menunjukkan harga tertinggi dalam periode waktu tertentu. Hal ini seringkali digunakan untuk menjadi acuan melakukan aksi jual sehingga menghambat harga bergerak naik.
Di dalam grafik pergerakan saham, support dan resistance ditampilkan dalam bentuk garis horizontal yang berada di batas bawah dan atas dari grafik.
2. Relative Strength Index (RSI)
Sedikit berbeda dengan indikator sebelumnya, pada Relative Strength Index atau RSI hanya akan ada satu garis pergerakan harga. Garis ini bisa diubah warnanya sesuai selera Anda. RSI merupakan indikator yang dapat menunjukkan kapan saham mengalami oversold atau overbought.
Fungsi dari RSI adalah sebagai parameter momentum untuk mengukur pergerakan harga. Jika terjadi peningkatan momentum, tandanya saham sedang dibeli secara aktif. Jika terjadi penurunan momentum berarti tren saham sedang melemah.
3. Moving Average
Indikator berikutnya adalah moving average yang merupakan garis hasil perhitungan harga sebelum hari ini. Jika Anda ingin memulai belajar mengenai saham, moving average menjadi salah satu indikator yang dianggap wajib untuk dipelajari.
Mempelajari moving average dapat membantu Anda untuk mengetahui level support dan juga resistance yang merupakan titik-titik krusial dalam riwayat pergerakan harga saham. Indikator ini juga dapat memberitahu kapan tren akan berakhir serta menjadi penentu koreksi.
4. Moving Average Convergence Divergence
MACD atau Moving Average Convergence Divergence merupakan indikator analisis teknikal saham yang paling umum digunakan karena pemakaiannya yang mudah dan sederhana. MACD berfungsi sebagai sebuah indikator momentum untuk membaca arah tren.
Indikator ini mendeteksi jenuh jual dan jenuh beli dengan melihat hubungan antara moving average jangka pendek dan jangka panjang. Ada tiga bagian dari indikator ini yang terdiri dari dua garis dan juga satu histogram yaitu Signal Line, MACD Line, dan juga MACD Histogram.
5. Stochastic Oscillator
Indikator satu ini memiliki kemiripan dengan indikator RSI terutama dalam hal pemberian sinyal divergensi, oversold dan juga overbought. Bedanya, indikator ini mampu menunjukkan mekanisme untuk mengaitkan tren jangka panjang dan pendek. Indikator ini juga cukup populer di kalangan pemula.
Di visual indikator ini terdapat satu ruang besar yang berada di tengah-tengah antara overbought dan oversold.
Baca Juga: 5+ Cara Beli Saham IPO dan Penjelasan Lengkapnya
6. Volume
Indikator volume dalam transaksi saham berfungsi untuk menunjukkan jumlah perdagangan atau transaksi yang terjadi dalam perdagangan di suatu sesi. Atau bisa dianggap bahwa volume perdagangan menunjukkan jumlah total perpindahan uang yang terbeli maupun terjual.
Salah satu manfaat utama dari volume adalah memberikan sinyal awal ketika pergerakan harga akan berlanjut atau berbalik. Indikator ini sangat berguna bagi seorang pedagang.
7. Fibonacci Retracement
Fibonacci Retracement merupakan indikator analisis yang sering digunakan untuk melakukan pendekatan analisis teknikal oleh para trader saham. Indikator ini merupakan hasil pengembangan dari perbandingan rasio deret bilangan Fibonacci yang hasilnya dapat digunakan untuk sinyal jual dan beli saham.
8. Bollinger Band (BB)
Bollinger Band atau BB merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukkan rentang pergerakan harga saham dalam bentuk pita (bands). Hal ini berfungsi untuk mengukur volatilitas atau gejolak harga yang timbul akibat bertambahnya minat jual/beli terhadap suatu saham.
Indikator BB ini terdiri dari tiga garis dengan arti yang berbeda-beda yaitu upper band, lower band dan juga simple moving average. Garis upper band dan lower band dapat digunakan sebagai ambang patokan jenuh beli/jual.
Jika harga saham berada di atas upper band, berarti terjadi jenuh beli dan pergerakan harga kemungkinan akan berbalik turun. Sedangkan ketika harga saham di bawah lower band, berarti terjadi jenuh jual dan pergerakan harga kemungkinan akan berbalik naik.
9. Parabolic SAR
Indikator analisis terakhir adalah parabolic SAR yang bertujuan untuk membaca arah pergerakan saham. Indikator yang dikembangkan oleh J. Welles Wilder ini juga disebut sebagai sistem stop and reverse yang disingkat menjadi SAR.
Parabolic SAR berfungsi pada pasar saham yang sedang tren. Ketika diplot secara grafis pada grafik, indikator ini ditampilkan sebagai serangkaian titik. Jika muncul di bawah harga saat ini, parabolic SAR diartikan sebagai sebuah sinyal bullish.
Ketika diposisikan di atas harga saat ini, maka akan dianggap sebagai sinyal bearish. Sinyal ini digunakan untuk mengatur stop loss serta target profit.
Memahami indikator analisis teknikal saham menjadi hal yang sangat penting jika ingin mempelajari dunia saham. Menggunakan indikator dengan fungsinya masing-masing untuk menentukan keputusan dan memahami pasar adalah hal yang harus dikuasai oleh orang yang bermain di dunia saham.